Minggu, 24 April 2011

Pertanian Organik vs Non-Organik


Entah kapan dimulainya, dunia pertanian mulai dikelompokkan pada 2 kelompok ekstrem yaitu pertanian organik dan non-organik. Kenapa ekstrem? Karena di antara keduanya tidak ada kelompok yang menyatakan diri sebagai pendukung pertanian kombinasi yang menggabungkan keduanya.

Saya adalah pendukung pertanian organik (pro-organik) sekaligus juga praktisi pertanian non-organik. Kenapa demikian? Karena saya yakin dengan kombinasi keduanya kita dapat menghasilkan produk yang sehat dan "melimpah".

Pada prinsipnya, semua tanaman membutuhkan "makanan" baik itu yang bersumber dari bahan organik maupun yang berasal dari bahan non-organik untuk hidupnya. Yang menjadi pertanyaan adalah: apakah "makanan" yang bersumber dari masing-masing bahan itu "lengkap" dan "mencukupi jumlahnya?" Jika kita lihat, bahan organik mempunyai "makanan" yang lebih lengkap seperti C,H,O,N,P,K,S,Ca,Mg,B,Mn,Zn,Fe,Bo,Cl dan lain-lain tetapi jumlahnya sangat terbatas atau tidak mencukupi untuk kebutuhan tanaman yang diusahakan secara intensif. Untuk unsur-unsur makanan yang dibutuhkan dalam jumlah besar seperti N,P,K akan lebih ekonomis jika disuplai dari bahan non-organik seperti Urea, SP36 dan KNO3 tetapi banyak dari unsur yang dibutuhkan selain ketiganya membutuhkan biaya yang mahal seperti pupuk mikro yang diaplikasikan lewat daun (foliar application).

Sebagai ilustrasi, jika tanaman jagung membutuhkan 200 kg N/hektar untuk target panen 8-9 ton jagung/hektar maka akan dibutuhkan sekitar 435 kg Urea dengan kandungan N = 46% atau dibutuhkan sekitar 20.000 kg kompos dengan kandungan N = 1% tanpa penambahan pupuk Urea. Hal ini berlaku juga untuk unsur P dan K.

Pupuk organik lebih bermanfaat untuk men-suplai kebutuhan unsur-unsur mikro (selain NPK) yang dibutuhkan oleh tanaman. Manfaat yang lebih besar dari pupuk organik adalah sebagai agen pembenah/perbaikan tanah, meningkatkan retensi air/kelembaban tanah, meningkatkan kehidupan mikroorganisme tanah yang berguna bagi tanaman, menambah kesuburan/kegemburan tanah dan masih banyak lagi yang lainnya.

Seiring dengan pertumbuhan populasi manusia yang eksponensial, perlu kiranya dikembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan sekaligus untuk memenuhi kebutuhan banyak manusia akan produk pertanian di samping pengembangan dan penciptaan bibit unggul dengan hasil yang tinggi.

Menurut pengalaman saya, bibit yang unggul saja, bahan organik saja atau bahan non-organik saja tidak bisa menghasilkan produk pertanian yang unggul secara kualitas maupun kuantitas secara bersamaan kecuali ketiganya dipertemukan di dalam satu sistem pertanian yang saling mendukung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar